Analisis faktor risiko kejadian Tuberkulosis Paru di Kabupaten Kota Daerah Istimewa Yogyakarta

Abstract

Latar belakang: Penyakit TBC sudah dikenal sejak dulu kala. Penyakit ini disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobakterium tuberculosis. Kuman ini pada umunya menyerang paru-paru dan sebagian lagi dapat menyerang di luar paru-paru, seperti kelenjar getah bening, (kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak, dan sebagainya. Penyakit ini bila tidak segera diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara faktor risiko
dengan kejadian tuberkulosis paru di Kabupaten Kota Yogyakarta.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 1001 orang dengan rumus Slovin didapatkan sampel sebanyak 100 responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi-square (X2) dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,1). Hasil: Dari hasil korelasi 12 faktor yang berhubungan dengan kejadian Tuberculosis Paru didapatkan 5 faktor yang memiliki hubungan signifikan antara lain Faktor Riwayat mendapatkan Imunisasi BCG (p= 0,000; OR=24,000), Faktor Status Gizi (p= 0,004; OR=3,554), Faktor luas ventilasi (p=0,000; OR=39,158), Faktor kelembaban ruangan (p=0,000; OR=16,152) dan faktor pencahayaan (p=0,000; OR=23,222); Sedangkan 7 faktor lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian Tuberculosis Paru antara lain Faktor Umur (p= 0,657); Faktor Jenis Kelamin (p=1,000); Faktor Tingkat pendidikan (p=0,229); Faktor sosial ekonomi (p=0,226); Faktor Merokok (p=1,000); Faktor jenis lantai rumah (p=0,203); Faktor kepadatan hunian (p=0,177).

Kesimpulan : Terdapat hubungan signifikan kejadian tuberculosis paru dengan faktor riwayat mendapatkan imunisasi BCG, faktor Status Gizi, faktor luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan, faktor kelembaban, faktor pencahayaan.